Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman, berkata dia: telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az-Zuhri, berkata dia: telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al-Musayyab dan 'Atho' bin Yazid Al Laitsi bahwa Abu Huroiroh mengabarkan kepada keduanya, bahwa orang-orang berkata, "Wahai Rosululloh, apakah kita akan melihat Tuhan kita pada hari kiamat nanti?" Beliau menjawab: "Apakah kalian dapat membantah (bahwa kalian dapat melihat) bulan pada malam purnama, bila tidak ada awan yang menghalanginya?" Mereka menjawab, "Tidak, wahai Rosululloh." Beliau bertanya lagi: "Apakah kalian dapat membantah (bahwa kalian dapat melihat) matahari, bila tidak ada awan yang menghalanginya?" Mereka menjawab, "Tidak." Beliau lantas bersabda: "Sungguh kalian akan dapat melihat-Nya seperti itu juga.” … (HR Bukhori No. 764)
Bahkan ada lagi hadits lainnya, khusus untuk penghuni surga firdaus, dapat menanyakan langsung kepada Alloh apa-apa saja yang tidak terjawab di dunia. Langsung lho, artinya bertemu dengan Alloh. Namun sayang, saya sulit lagi menemukan haditsnya.
Tahukah antum ada sebuah kelompok yang tidak percaya akan melihat Allah di surga? Mereka ketika mangkul berkata: “Yang terlihat hanyalah cahaya keagungan Allah” atau “Hanya selendang Allah”.
Ironisnya mereka adalah orang-orang yang mengaku telah mangkul dari ahli hadits dan memiliki guru dan imam yang ‘lubis’.
Adapun Ahlus sunnah yang memahami Kitabullah dan Sunnah sesuai dengan Pemahaman salaf yaitu para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in yang shahih, ternyata tidak berpendapat seperti pendapatnya mereka ini.
--------------------------------
Ahlus Sunnah berkata : “Allah Ta’ala berfirman :
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ. إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
"Artinya : Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat."[Al-Qiyamah : 22-23]
Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang mukmin melihat Rabb mereka pada hari kiamat, secara langsung dengan mata kepala mereka, dengan cara yang layak dengan kebesaran-Nya, yang mana hal itu tidak mirip dengan satu pun di antara para makhluk-Nya. Hal itu juga telah disebutkan di dalam As Sunnah. Nabi Sallallahu’alaihi wassalam bersabda :
“Bila penduduk jannah telah masuk jannah, Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 'Inginkah kalian jika aku menambahkan sesuatu untuk kalian ?' Mereka berkata, 'Tidakkah Engkau telah menjadikan wajah kami menjadi putih, Engkau masukkan kami ke jannah, dan Engkau selamatkan kami dari naar? Maka, Allah menyingkapkan hijab. Tidak ada sesuatupun yang diberikan kepada mereka, yang lebih mereka sukai daripada kenikmatan melihat kepada Rabb mereka 'Azza wa Jalla."
Kemudian, Nabi Sallallahu’alaihi wassalam, membaca ayat ini :
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
"Artinya : Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (Jannah) dan tambahannya (yaitu melihat wajah Allah) (Yunus 26). [Diriwayatkan oleh Muslim I/163]
Pendapat bahwa orang-orang mukmin melihat Rabb mereka pada Hari Kiamat ini, disepakati oleh para nabi, rasul, seluruh shahabat, tabi'in, dan imam kaum muslimin dalam berbagai masa. Yang menentang pendapat ini hanyalah orang-orang Jahmiyah dan Mu'tazilah serta orang-orang yang mengikuti mereka. Pendapat mereka itu bathil dan tertolak dengan Al-Kitab dan As-Sunnah. [Al-Kawasyif Al-Jaliyah, hal.401].
Nabi Sallallahu’alaihi wassalam bersabda:
“Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini. Kalian tidak berjubel dalam melihat-Nya. Maka, apabila kalian bisa dengan sepenuh daya menjaga shalat sebelum matahari terbit (shalat fajar) dan shalat sebelum matahari tenggelam (shalat ashar) maka lakukanlah” [Diriwayatkan Al-Bukhari, Fathul Bari III/29 dan Muslim I/521]”.
------------------
Lihat Syarh Al-Aqidah Al-Wasithiyah Li Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah, Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathani.
-----------------
Demikianlah perkataan Ahlus Sunnah yang membuat kelompok hizbi ini –sekali lagi- dan –telah berkali-kali- tersingkir dari jalan sunnah….